Apa itu Framework PHP?
PHP adalah bahasa pemrograman web yang paling populer di web. Bahasa ini dipakai diwebsite besar di dunia seperti facebook, twitter dan wikipedia. Dengan banyaknya pemakai dan makin kompleknya permasalahan pemrograman web yang dihadapi saat ini, maka munculah Library dari pihak ketiga berupa kelas kelas siap pakai, sehingga programmer aplikasi lebih fokus terhadap permasalahan yang dihadapi.
Namun, kadang kelas yang tersedia hanya memberi solusi parsial untuk masalah pemrograman, misal, ada kelas yang hanya menyediakan fungsi untuk mempermudah melakukan koneksi ke database tertentu, kelas yang lain hanya memberikan kemudahan dalam validasi input data. Disamping itu, kelas kelas tersebut tidak terintegrasi dengan baik dan mempunyai cara dan standar yang berbeda. karena itulah maka muncul apa yang disebut dengan Framework.
Framework adalah sekumpulan class dan library yang terpadu sehingga memudahkan
menyelesaikan permasalahan seraca menyeluruh, efeknya waktu untuk membuat program menjadi lebih singkat, beberapa contoh framework di PHP adalah CakePHP, Zend Framework, CodeIgniter dan Symfony dan banyak lagi. (fitur-fiturnya bisa dilihat di sini http://phpframeworks.com/)
Mengapa memakai Framework?
Ketika kita bekerja di suatu perusahaan yang telah mempunyai aplikasi enterprise, tentunya terdapat programmer. Namun, ketika programmer mengalami pergantian, programmer baru mau tidak mau harus memahami pemrograman yang dibuat oleh programmer sebelumnya. Padahal bahasa dan model pemikiran dari pemrograman tiap orang itu berbeda. Oleh karena itu, dibuatlah “Framework” yang di dalamnya memiliki aturan pemrograman yang sudah ditentukan sesuai Framework tersebut untuk menyamakan model pemrograman. Sehingga, ketika programmer baru yang ingin me-maintenance bahkan mengembangkan aplikasi web yang lama akan dapat dengan mudah memahami model pemrogramannya sesuai aturan yang ditentukan framework.
Di bawah ini adalah sebuah contoh framework yang pernah saya pakai untuk ujian akhir, yaitu “CakePHP”.
Apa itu CakePHP?
CakePHP merupakan sebuah framework PHP yang bersifat open source (gratis). CakePHP merupakan struktur dasar bagi para programmer dalam membuat suatu aplikasi web. Secara umum, tujuan dari adanya CakePHP adalah untuk memungkinkan kita untuk bekerja den/gan cara yang terstruktur dan cepat tanpa kehilangan flexibiltas.
Keuntungan dan Kelemahan CakePHP
- Keuntungan
1. Open Source (Gratis)
2. Mendukung Ajax
3. Auto Magic Function (bermacam-macam fungsi otomatis, seperti: validasi, input, session, dll)
4. Mendukung PHP4 dan PHP5
5. Konsep MVC agar mudah dikembangkan
6. Mendukung ORM (Object Relational Model)
7. Komunitas pengguna yang besar dan forum yang cukup baik
8. CakeBake (Pembuatan MVC praktis melalui command prompt), dll
- Kelemahan
1. Manual Book yang ada tidak selengkap framework lain
2. Terlalu banyak aturan dan kurang fleksibel
(Agus Saputra: 2011, Teknik Cepat Membangun Aplikasi Web dengan Framework CakePHP)
-Semoga Bermanfaat-
Sumber :
Buku Teknik Cepat Membangun Aplikasi Web dengan Framework CakePHP (Pengarang: Agus Saputra)
www.candra.web.id
www.ilmuwebsite.com
ini untuk latihan, dari website: http://tutorialzine.com/2010/03/sponsor-wall-flip-jquery-css/
Senin, 12 Desember 2011
MEMAHAMI ORGANISASI
Mengapa organisasi itu penting?
Setiap orang punya kebutuhan dan harus terpuaskan dalam kehidupannya. Pada awalnya setiap orang menghabiskan waktunya untuk mencari makan, mencari tempat berlindung dan berpakaian. ‘Organisasi’ yang pertama mungkin terbentuk ketika orang-orang melakukan kerjasama dan membagi tugas diantara mereka sendiri, sehingga akan ditemukan sesuatu yang dibutuhkan mereka dengan lebih mudah. Saat ini, hidup tanpa organisasi sulit untuk dibayangkan. Barang-barang kebutuhan kita dibuat, diangkut dan dijual oleh organisasi. Tanpa organisasi kita tidak akan mendapat pelayanan, pendidikan, pemerintahan, telepon, listrik atau pelayanan lainnya yang kita anggap penting.
Apa yang dilakukan PBB; apa yang dilakukan oleh tim sepak bola dan apa yang dimiliki perusahaan pada umumnya?
Mereka mempunyai tujuan yang sangat berbeda, walaupun semuanya sama-sama merupakan sebuah organisasi; dimana individu-individu bergabung bersama untuk mencapai suatu tujuan dengan bekerjasama dan membagi tugas diantara mereka;
Secara umum organisasi punya tiga karakter:
1. Pekerjaan, kekuatan, dan tanggung jawab komunikasi dibagi diantara para anggota untuk membantu organisasi mencapai visi, misi dan tujuannya. Sebagai contoh, tim sepak bola, setiap pemain punya tugas tertentu untuk dipertontonkan, pelatih punya kekuasaan untuk memutuskan siapa yang akan menjadi pemain dari tim dan permainan apa yang akan dipelajari dan dipraktekkan.
2. “Pusat kekuasaan” timbul di suatu organisasi untuk mengarahkan mereka menghadapi tujuan-tujuan mereka. Dalam organisasi bisnis, pusat kekuasaan berada pada dewan direktur yang memutuskan bagaimana uang akan digunakan dan produk apa yang akan dibuat, siapa yang menetapkan gaji yang memuaskan dan situasi bekerja; manager sumber daya manusia,
siapa yang memutuskan standar dan kriteria seleksi untuk merekrut pekerja.
3. Organisasi akan menempatkan stafnya pada posisi yang sesuai dengan kompetensinya. Sebagai contoh, jika seseorang bekerja terlalu lambat dan tidak sesuai dengan standard, karyawan itu mungkin akan dipindahkan ke departemen lain sesuai dengan kompetensi dimana kecepatan bekerja tidak diperlukan. Orang lain yang bekerja cukup cepat akan ditempatkan ditempat tersebut.
Meskipun demikian, untuk bergabung dengan suatu organisasi atau perusahaan baru merupakan suatu tantangan. Karyawan baru mungkin sulit memahami bagaimana melalui pekerjaannya, mereka bisa memberi kontribusi kepada organisasi. Hal ini akan berpengaruh pada tindakan rendahnya efisiensi dalam bekerja, kurang perhatian dan kurang peduli terhadap tujuan organisasi serta ada perasaan bahwa pekerjaannya tidak penting. Di dunia ini, tidak ada dua organisasi yang betul-betul sama. Namun demikian dengan memahami tujuan organisasi karyawan akan sadar dengan kontribusi mereka terhadap tujuan organisasi mereka.
Karakter organisasi prima
- Jujur dan dapat diterima.
- Mengenal dan menghargai karyawan yang baik.
- Memberi sesuai kemampuan bukan karena disukai atau karena ada hubungan.
- Pembayaran di atas rata-rata.
- Peduli terhadap kesulitan perorangan dan masalah karyawan.
- Memberi kepercayaan dalam pegembangkan karyawan terutama dalam hal pendidikan dan pelatihan.
- Mendukung perintah dan kebersihan
- Berusaha keras untuk melindungi karyawan sendiri menghindari kecelakaan dan semacamnya.
- Menyapa tiap-tiap karyawan sebagai “bagian dari keluarga”
- Menyediakan bantuan berarti untuk kesehatan dan usia tua
- Menyediakan liburan tahunan dan waktu istirahat yang wajar
- Menyediakan kesempatan untuk belajar dan pelatihan untuk tugas pekerjaan yang baru
- Mengevaluasi/penilaian regular terhadap kemajuan pekerjaan karyawan
Setiap orang perlu mempertimbangkan setiap karakter diatas ketika mencari suatu pekerjaan atau ketika memutuskan untuk mulai berwirausaha karena sumber daya manusia merupakan salah satu aset penting dalam suatu organisasi atau bisnis untuk mencapai keberhasilannya.
Mencapai keberhasilan organisasi
Agar organisasi berhasil, memerlukan persyaratan melalui pendekatan yang proaktif sehingga bisa berhasil.
1. mereka yang membuat sesuatu berhasil,
2. mereka yang menonton sesuatu berhasil, dan
3. mereka yang tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Karyawan yang berperilaku efektif perlu dilibatkan dalam organisasi agar sesuatu terjadi. Karakter perilaku merupakan hal yang wajar, misanya apakah seseorang akan menjadi pebisnis, apakah seseorang akan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, apakah seseorang akan menjadi manager berkualitas dalam sebuah organisasi.
Ketika pilihan yang tepat untuk membuat sesuatu keberhasilan sudah ditetapkan, artinya keputusan sudah dibuat. Batasan keputusan adalah sebuah sikap dimana keberhasilannya sangat tergantung pada penerapan efektiftifitas sikap.
Untuk menetapkan keputusan dan kemudian diterapkan, merupakan tanggung jawab semua karyawan. Oleh karena itu kesulitan terhadap tanggung jawab seperti tanggung jawab pada pekerjaan dalam mengembangkan kemampuan dan kapasitas, akan memberikan kepastian bahwa keputusan telah membawa perubahan pada rencana dan keinginan organisasi.
Pencapaian
Karyawan yang berhasil menetapkan keputusan dan diterapkan pada suatu organisasi cenderung memperlihatkan karakter-karakter berikut :
- Mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan dalam mendukung kegiatan organisasi.
- Mereka dapat membangun tujuan dan batasan waktu yang jelas untuk menyelesaikan sesuatu tujuan.
- Mereka mampu menggambarkan pemikiran dan pengalaman lain pada organisasi untuk memutuskan bagaimana menerapkan suatu keputusan.
- Mereka tegas, antusias, dalam menentukan dan bersedia mengambil resiko untuk membuat sesuatu berhasil sesuai aturan organisasi.
- Mereka bekerja keras mencapai standar tinggi dalam perbuatan dan mengharapkan orang lain berbuat hal yang sama di organisasi.
- Mereka percaya bahwa ada ruang untuk memperbaiki sikapnya pada organisasi.
Apakah anda seseorang yang berhasil?
sumber: modul QMS Polinema
Labels:
QMS
Landasan dan Asas-Asas Pendidikan serta Penerapannya
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk menjemput masa depan.
Pembahasan ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya. Landasan-landasan pendidikan tersebut adalah filosofis, kultural, psikologis, serta ilmiah dan teknologi. Sedangkan asas yang dikalia adalah asas Tut Wuri Handayani, belajar sepanjang hayat, kemandirian dalam belajar.
A. LANDASAN PENDIDIKAN
1. Landasan Filososfis
a. Pengertian Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan, meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalahIdealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme
1. Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
2. Perenialisme
Perensialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.
3. Pragmatisme dan Progresifme
Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.
4. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
b. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.
2. Landasan Sosiolagis
a. Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi pendidikan meliputi empat bidang:
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2. hubunan kemanusiaan.
3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4. Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
b. Masyarakat indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat dan komplek.
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKn, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4 nonpenataran)
3. Landasan Kultural
a. Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai denga perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
b. Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidkan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini harsulah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.
4. Landasan Psikologis
a. Pengertian Landasan Filosofis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak. Pemahaman etrhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.
b. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar untuk memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.
5. Landasan Ilmiah dan Teknologis
a. Pengertian Landasan IPTEK
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
b. Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar sejogjanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat
B. ASAS-ASAS POKOK PENDIDIKAN
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusu s di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam belajar.
1. Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat)
Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan.
Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu suiap untuk ulur tangan bila diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalamperan utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).
Sumber Bacaan: Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Labels:
Ilmu Pendidikan
Kegagalan
Kita sebagai manusia tentunya hidup seperti layaknya putaran roda. Terkadang di bawah, terkadang di atas. Suatu kali saat melakukan suatu usaha, kita mengalami suatu situasi yang membuat kita merasakan perasaan rapuh, putus asa, gentar, dan lain-lain. Situasi tersebut adalah “gagal”. Berikut ini akan diulas sebuah hakikat kegagalan dan bagaimana cara menghadapinya.
Hakikat kegagalan:
Orang yang takut melangkah karena takut salah
Orang yang tidak mengakui kekalahan dan kesalahan
Orang yang menyalahkan orang lain dan tidak mau mengkoreksi dirinya
Orang yang gagal merencanakan
Orang yang gagal membangun kebahagiaan jangka panjang dalam keluarganya pada umumnya juga akan gagal dalam hubungan bisnis, pertemanan dan seterusnya
Kegagalan adalah milik mereka yang melangkah setengah hati, tidak jelas apa yang dicari
Kegagalan terjadi apabila terpasung oleh mitos-mitos yang menghalangi langkah, tidak berani mengambil resiko, duduk manis menunggu durian runtuh
Kegagalan adalah hiasan akrab bagi orang yang manja, tak mau berusaha apalagi bekerja, tak punya motivasi dan percaya diri
Kegagalan milik orang yang berpikir negatif, bertindak pasif, mengalah kepada keadaan, gamang melangkah, gampang menyerah dan suka mencari-cari alasan.
Kegagalan bagian dari kesuksesan. Kegagalan bermula dari kegagalan kecil yang tidak dipelajari dan diantisipasi. Pentingnya perencanaan untuk bangkit dari kegagalan.
Menghadapi Kegagalan:
Bangkit kembali
Bersabar
Tabah, yaitu kemampuan untuk bangkit kembali setelah berkali-kali jatuh
Mengambil hikmah
Jangan menyerah, contoh kasus, Helen Keller (kisahnya bisa dilihat di sini )
Ringkasan Buku: Zero To Hero (pengarang: Solikhin Abu Izzudin)
Labels:
Motivasi dan Inspirasi
Setting Exposure
Dalam dunia fotografi dikenal istilah yang disebut eksposure. Sebuah proses penangkapan cahaya (lighting), yang lebih jauhnya dapat menentukan kualitas suatu hasil foto dari segi pencahayaannya. Merupakan serangkaian proses dari mulai tombol shutter ditekan, sampai dihasilkannya gambar foto. Dan hasilnya, apakah suatu foto dikatakan “terlalu gelap/underexposure”, “pas”, atau “terlalu terang/overexposure” semua bergantung setingan eksposure-nya. Jika istilah Foto-grafi diartikan sebagai “melukis dengan cahaya”, maka eksposure merupakan pengontrolan jumlah cahaya untuk melukis lukisan tersebut.
Jadi apa itu eksposure?
Sesuai arti bahasanya, eksposure berasal dari kata to ekspose yang berarti “memaparkan”, yang secara sederhana eksposure dapat diartikan “pemaparan” cahaya. Atau lebih spesifiknya, suatu proses dan ukuran bagaimana suatu sensor cahaya atau film terpapar cahaya pantulan suatu objek yang sedang difoto.
Faktor yang mempengaruhi eksposure
Secara logika saja, jika bicara bagaimana suatu sensor/film terpapar cahaya, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses dan hasil paparan cahaya pada sensor kamera atau film, dan seperti yang kita duga, faktor-faktor tersebut diantaranya:
1. Banyaknya cahaya yang dipaparkan.
2. Lamanya waktu pemaparan.
3. Sensitifitas material peka cahaya (sensor atau film) dalam menerima cahaya.
Faktor-faktor ini saling terkait dan sangat mempengaruhi hasil akhir sebuah proses eksposure. Tujuan utama dari pemaparan cahaya (eksposure) adalah memberikan jumlah cahaya yang cukup untuk dipaparkan pada sensor atau film untuk menghasilkan gambar. Hasil akhir suatu eksposure dalam arti ukuran tingkat pencahayaan pada sensor/film, dapat dikontrol melalui pengaturan ketiga faktor diatas. Lebih jelasnya, tingkat pencahayaan pada foto dapat dihasilkan dengan cara mengatur jumlah cahaya yang masuk, atau pengaturan lamanya waktu paparan, atau pengaturan sensitifitas sensor, atau melalui kombinasi ketiganya.
Istilahnya dalam Fotografi
Jika diterjemahkan satu-satu kedalam istilah fotografi, ketiga faktor yang mempengaruhi eksposure tersebut diberi istilah:
1. Aperture size (ukuran bukaan diafragma)
Adalah ukuran bukaan bilah-bilah diafragma pada lensa yang berfungsi sebagai “jendela” untuk melewatkan sejumlah cahaya pada proses pemaparan. Semakin besar ukuranAperture-nya maka semakin lebar “jendela cahaya” yang terbuka, dan jumlah cahaya yang masuk juga semakin banyak, begitu juga sebaliknya. Artinya pada waktu pemaparan yang singkat, proses eksposure dengan aperture size yang lebar dapat mengumpulkan cahaya lebih banyak.
Lebih jauhnya lagi, pengaturan aperture size dapat mempengaruhi ruang tajam (depth of field/DoF) yang memberikan efek lain pada foto. Semakin besar nilai aperture (bukaan diafragma), maka ruang tajam pada foto akan semakin sempit (bokeh).
Satuannya : f/angka aperture;
contoh: f/1.8, f/4, dst… atau ada juga yang senang menulisnya dengan cara: f:1.8, f:8 yang artinya sama saja. Nilai diafragma f/1.8 bukaannya lebih besar dari f/4, dst…
2. Shutter speed (kecepatan rana)
Shutter speed adalah ukuran waktu lamanya proses pemaparan cahaya (eksposure) berlangsung. Selang waktu dari mulai diafragma terbuka sampai tertutup kembali, yang pengaruhnya tiada lain adalah mengatur jumlah cahaya yang masuk. Semakin lama waktu pemaparan berlangsung, maka cahaya yang yang terkumpul akan semakin banyak. Lebih jauhnya, lama waktu pemaparan dapat memberikan efek foto tertentu dalam “merekam” objek bergerak (freeze effect atau motion blur).
Satuannya: 1/angka shutter speed (sekon); atau juga tanda (sekon “) pada tampilan kamera
Contoh : 1/300 sekon, 1/1000 sekon; 1” = 1 sekon; 30” = 30 sekon dst…
3. ISO Speed (sensitifitas/kecepatan tangkap cahaya pada sensor)
ISO (International Standard Organization) Speed adalah ukuran standar internasional untuk ukuran sensitifitas sensor cahaya digital. Atau dalam fotografi analog istilah ini disebut ASA, yang menunjukkan ukuran sensitifitas lapisan film. Semakin besar angka ISO maka sensor kamera akan semakin sensitif terhadap cahaya. Semakin sensitif suatu sensor/film maka waktu pengumpulan cahaya akan semakin singkat. Dalam fotografi digital, ISO speed ini nilainya dapat diatur dalam menu kamera digital. Dalam fotografi analog, ASA tidak dapat diatur dari kamera, tapi dilakukan dengan penggantian roll film dengan ASA yang berbeda.
Satuannya: ISO 100, ISO 200, ISO 400, ISO 1200, ISO 1600 dst.. ISO 1600 jauh lebih sensitif dari ISO 100 atau ISO 400.
Catatan penting:
Semakin besar nilai ISO, sensor akan semakin sensitif, termasuk terhadap noise pada hasil foto. pada nilai ISO yang besar, foto yang dihasilkan cenderung mudah terkena noise.
Itulah komponen penting dalam pengaturan eksposure dalam fotografi. Satu hal yang harus ditekankan, bahwa tujuan dalam melakukan seting eksposure adalah mendapatkan tingkatan cahaya yang pas, bukan hanya banyak. Artinya eksposure sebenarnya terkait soal kondisi pemotretan dan selera sang fotografer dalam menilai suatu hasil foto yang diinginkan.
Perfect eksposure sebenarnya merupakan sesuatu yang subjektif, karenanya ekplorasi dan kreatifitas tetap memegang peranan penting dalam fotografi. Ketiga faktor teknis diatas adalah sarananya, yaitu tempat yang kita cari untuk mendapatkan setting pencahayaan yang baik, karena foto yang terlalu gelap atau terlalu terang biasanya tidak disebut foto yang bagus.
Tambahan
Sebenarnya bahasan mengenai eksposure ini melibatkan serangkaian penjelasan detail teknik yang menarik dan memberikan ruang eksplorasi yang luas apabila digali lebih lanjut. Artikel ini hanyalah entrypoint untuk menggalinya lebih dalam lagi. Selamat menggali lebih dalam, semoga bermanfaat.
sumber: http://rosdiyana.wordpress.com/
anda juga bisa melihat teknik setting exposure di video ini
Labels:
Teknik Fotografi
Sabtu, 26 November 2011
Pengenalan PHP
Hai teman2... ini nih postingan pertamaku... aku ga suka nulis.... tapi aku ingin berubah agar aku suka menulis... dengan menulis, mendorong aku agar lebih rajin membaca... so, wawasan bisa nambah.... nah sekarang postingan pertama saya adalah mengenai php... emang sih, ini sudah sangat banyak dibicarakan, tapi ga ada salahnya klo dibahas lagi...
Apa itu PHP?
PHP (akronim dari PHP: Hypertext Preprocessor) adalah bahasa serverside scripting yang didesain khusus untuk web. Pada halaman HTML anda dapat menempelkan(embed) kode PHP. Kode PHP dieksekusi di sisi server bukan di komputer klien. Dan hasil yang ditampilkan adalah kode HTML murni.
PHP merupakan hasil kerja seorang bernama Rasmus Lerdorf pada 1995. Namun kemudian PHP berkembang dan tidak hanya merupakan proyek pribadi Rasmus. PHP ditulis ulang dan dengan banyak menambahkan fungsi-fungsi baru oleh Zeev Suraski dan Andi Gutmants (disingkat Zend) dan lahirlah PHP 3 pada 1998.
PHP masih terus dikembangkan, pada tahun 2002 PHP hadir dengan versi ke 4. PHP 4 dilengkapi dengan Zend Engine dan mengalami banyak peningkatan performa. Dan yang paling akhir pada tahun 2005 PHP 5 hadir dengan dukungan Zend Engine 2. Banyak fitur baru khususnya pada OOP(Object Oriented Programming) dan XML Berbeda dengan dengan PHP 4, adopsi PHP 5 dikalangan industri sangat lambat. Bahkan hingga sekarang masih cukup banyak hosting yang belum menyediakan PHP 5. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, diantanranya kompatibilitas dengan versi PHP 4. Pada saat buku ini (e-book yg saya download) ditulis versi terakhir dari PHP adalah versi 5.2.8 untuk PHP 5 dan versi 4.4.9 untuk PHP 4. PHP 6 juga sudah dikembangkan meskipun dalam tahap alpha.
Jadi ini sekilas tentang PHP. Untuk lebih jelasnya, akan ada postingan berikutnya.... :)
Labels:
Pemrograman Web
Langganan:
Postingan (Atom)